Mengapa peretasan akun WhatsApp berbahaya?
Peretasan, ya, kata yang sering kita dengar atau baca dari berita-berita. Biasanya kata ini berkaitan dengan peretas atau hacker, yaitu individu pelakunya. Yang dimaksud dengan peretasan itu sendiri adalah perbuatan untuk memasuki suatu sistem elektronik tanpa izin dari pemilik maupun pengguna sistem elektronik yang berhak. Peretasan disebut juga dengan pembajakan atau pembobolan sistem.
Di tahun 2023 ini, marak terjadi peretasan akun WhatsApp (WA). Padahal WA adalah alat komunikasi yang paling banyak digunakan di negara kita, Indonesia. Hal tersebut ditunjukkan dengan jumlah pengguna WA di tahun 2022 yang mencapai 112 juta orang. Peretasan akun WA ini sudah mulai terjadi sejak sekitar 3 tahun terakhir dan sayangnya masih marak terjadi hingga saat ini.
Lalu, mengapa peretasan akun WA berbahaya? Orang-orang tak bertanggungjawab yang bertindak sebagai peretas ini menggunakan akun WA yang diretasnya untuk mencuri data pribadi dari korban. Data pribadi tersebut bermacam-macam, misalnya berupa nomor ponsel, e-mail, daftar kontak, dan password. Data tersebut dibobol untuk disalahgunakan atau dijual secara ilegal.
Contoh dari penyalahgunaan data tersebut misalnya penyebaran hoax dan penipuan kepada kontak yang dimiliki korban. Dengan mengatasnamakan si korban, peretas menipu seluruh atau sebagian isi kontak korban untuk mengirimkan sejumlah uang. Tentu cerita ini bukan hal yang asing bagi kita, mengingat hal serupa sudah kerap terjadi. Dalam hal ini, bahaya dari peretasan akun WA tidak hanya mengancam si korban, melainkan juga orang-orang terdekat korban yang termasuk ke dalam daftar kontaknya.
Lebih parahnya lagi, peretasan juga dapat mengutak-atik password dan seluk-beluk berbagai aplikasi yang ter-install di ponsel kita. Hal ini akan berakibat fatal ketika sampai pada aplikasi m-banking. Yap, tentu saja peretas dapat merampas uang tabungan melalui aplikasi m-banking tersebut. Sangat berbahaya, bukan?
Hati-hati saat ada yang memintamu untuk meng-klik suatu link!
Peretasan WA dapat bermula dari suatu link yang di-klik oleh korban. Oleh sebab, itu sebaiknya kita abaikan saja jika ada seseorang yang mengirimkan link dan meminta kita untuk meng-klik link tersebut. Pastikan pengirim link itu dapat dipercaya sebelum kita meng-klik linknya!
Sama seperti halnya hoax dan penipuan, link ini pun bisa saja disebarkan ke orang-orang yang ada dalam daftar kontak si korban. Dan begitulah peretasan berantai dapat terjadi. Membayangkannya saja membuat sangat tidak nyaman.
Lalu bagaimana kita bisa mencegahnya?
Ada! Ada cara yang bisa kita terapkan untuk mencegah peretasan WA terjadi. Caranya yaitu dengan mengatur akun WA ke dalam mode verifikasi dua langkah (Two-step verification). Pada mode ini kita diminta untuk membuat PIN sehingga saat seseorang mencoba memaksa login ke akun WA kita, ia harus memasukkan PIN yang telah kita buat tersebut. Oleh karena itu, PIN ini bersifat rahasia. Hanya kamu yang boleh tahu, ya!
Sedikit tips untuk membuat PIN tersebut, pilihlah kombinasi angka yang mudah kamu ingat sehingga kamu tidak akan kesulitan untuk mengingatnya seorang diri (hehehe).
Selain itu, kita juga diminta untuk memasukkan e-mail untuk mem-back up PIN tersebut.
Cara untuk mengatur verifikasi dua langkah di WhatsApp cukup mudah. Kamu hanya perlu melakukan 3 langkah berikut.
- Klik Pengaturan (Setting)
- Klik Akun (Account)
- Klik Verifikasi dua langkah (Two-step verification)
Mudah, bukan? Yuk, praktikkan sekarang juga! Karena mencegah lebih baik daripada mengobati.
Comments
Post a Comment