Tips agar Tetap Aman saat Bekerja di Luar Ruangan (Outdoor)
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), pekerjaan di luar ruangan (outdoor) terpapar pada berbagai macam bahaya sesuai dengan jenis pekerjaan, kondisi geografis tempat kerja, musim/cuaca, dan durasi kerja. Contoh pekerjaan di luar ruangan misalnya seperti pertanian, konstruksi, dan pertambangan. Pada musim hujan seperti bulan-bulan ini, kasus tragis dimana pekerja tewas akibat digigit ular bermunculan di berbagai wilayah di Indonesia. Hal tersebut merupakan contoh bahaya yang ada pada pekerjaan di luar ruangan. Sebelum masuk ke Tips agar Tetap Aman saat Bekerja di Luar Ruangan (Outdoor), terlebih dahulu kita akan membahas mengenai jenis-jenis bahaya pekerjaan di luar ruangan.
Pada pembahasan ini terdapat tiga klasifikasi bahaya kerja, yaitu bahaya fisik, biologis, dan vektor-borne disease (penyakit yang diakibatkan patogen).
1. Bahaya Fisik
Bahaya fisik yang terdapat di negara tropis seperti Indonesia misalnya panas ekstrem, paparan sinar matahari, kebisingan, dan asap kebakaran.
1.1 Panas Ekstrem
Pekerja atau orang yang terpapar panas ekstrem berisiko terkena heat stress atau stres panas. Paparan terhadap panas ekstrem dapat mengakibatkan penyakit dan kecelakaan akibat kerja. Heat stress tersebut salah satunya dapat menyebabkan heat stroke. Selain itu, heat stress juga dapat memicu timbulnya kondisi telapak tangan berkeringat, kacamata berembun, dan/atau pusing-pusing sehingga meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan kerja.
Selain pekerja luar ruangan, pekerja dalam ruangan juga berisiko terpapar panas ekstrem misalnya pekerja toko roti (bakery), pekerja ruang boiler, dan pekerja pabrik.
- Rekayasa Engineering: (1) meningkatkan sirkulasi udara (2) menggunakan pelindung yang dapat memantulkan atau menyerap panas
- Praktik kerja: (1) membatasi waktu bekerja di lingkungan panas dengan penerapan waktu istirahat (2) menyiapkan air minum yang cukup agar tidak dehidrasi
1.2 Paparan Sinar Matahari
1.3 Asap Kebakaran
Asap kebakaran adalah campuran kompleks gas dan partikel dari pembakaran vegetasi dan bahan lainnya. Jenis-jenis kebakaran antara lain kebakaran hutan, kebakaran yang disengaja (untuk keuntungan ekologis), dan kebakaran yang terjadi di lahan liar.
Terdapat potensi bahaya dari paparan tersebut yang merugikan kesehatan. Pekerja dapat memiliki faktor risiko individu yang berbeda seperti usia dan kondisi kesehatan (misalnya, penyakit jantung atau paru-paru yang sudah ada sebelumnya) yang membuat mereka lebih rentan jika terpapar asap kebakaran. Beberapa efek kesehatan yang diketahui atau diduga disebabkan oleh asap kebakaran meliputi:
- Gejala seperti iritasi mata, sakit tenggorokan, dan batuk,
- Eksaserbasi asma dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK),
- Bronkitis dan radang paru-paru,
- Efek buruk bagi janin, dan
- Efek buruk pada kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah).
- Praktik kerja: (1) pindahkan atau jadwalkan ulang tugas kerja ke area atau waktu yang bebas rokok atau kurang berasap untuk menghindari paparan asap kebakaran tersebut (2) mendorong pekerja untuk sering istirahat di tempat yang bebas dari asap
- Alat Pelindung Diri (APD): respirator N95 (dapat digunakan untuk mengurangi paparan partikulat di udara dari asap kebakaran)
2. Bahaya Biologis
Bahaya biologis termasuk penyakit yang ditularkan melalui vektor, satwa liar dan serangga berbisa, serta tanaman beracun. Ular berbisa, laba-laba, kalajengking, dan serangga penyengat dapat ditemukan di berbagai wilayah geografis, dan sangat berbahaya bagi pekerja yang alergi terhadap hewan tersebut. Tumbuhan beracun dapat menyebabkan reaksi alergi jika minyaknya bersentuhan dengan kulit. Tumbuhan ini juga bisa berbahaya jika dibakar dan racunnya terhirup.- Praktik kerja: (1) periksa atau kibaskan semua pakaian, sepatu, handuk, atau peralatan sebelum digunakan (2) kenakan pakaian pelindung seperti baju lengan panjang dan celana panjang, topi, sarung tangan, dan sepatu boot saat menangani tumpukan bahan yang tidak ditumpuk atau tidak terjamah (3) pangkas rerumputan tinggi dari sekitar area kerja luar ruangan (4) simpan pakaian dan peralatan luar ruangan dalam kantong plastik yang tertutup rapat (5) pastikan untuk melakukan imunisasi booster tetanus setiap 10 tahun, gigitan laba-laba dapat terinfeksi spora tetanus
2.3 Ular Berbisa
Gigitan ular berbisa dapat mengakibatkan kematian. Kemungkinan terjadinya kematian tersebut akan meningkat apabila korban tidak mendapat pertolongan medis. Akan tetapi, risiko terjadinya cedera permanen lebih tinggi daripada kematian. Contoh kecacatan atau cedera permanen adalah kehilangan jari tangan.- Praktik kerja: (1) jangan menyentuh atau memegang ular apa pun (2) Hindari rumput tinggi dan tumpukan daun (3) hindari memanjat batu atau tumpukan kayu tempat ular bersembunyi (4) ingat bahwa ular cenderung paling aktif saat fajar dan senja serta saat cuaca hangat (5) kenakan sepatu boot dan celana panjang saat bekerja di luar ruangan, pakaian jeans dapat mencegah beberapa gigitan ular (6) kenakan sarung tangan kulit saat menangani semak-semak dan reruntuhan
2.4 Serangga dan Kalajengking
Efek yang ditimbulkan dari sengatan atau gigitan serangga dan kalajengking bervariasi, mulai dari ketidaknyamanan atau rasa sakit ringan hingga reaksi mematikan bagi pekerja yang alergi terhadap racun serangga.
Tips!
- Praktik kerja: (1) kenakan pakaian yang menutupi seluruh bagian tubuh (2) tetap tenang saat ada lebah atau tawon di area kerja agar tidak menarik perhatian serangga tersebut (3) jika diserang beberapa serangga secara bersamaan, lari sebelum kawanannya mendekat, cari tempat perlindungan indoor dan gelap
- Pertolongan pertama: (1) cuci area yang terkena sengatan dengan sabun dan air (2) lepaskan penyengat dengan kain kasa atau dengan menggoreskan kuku di area tersebut (3) gunakan es untuk mengurangi bengkak (4) jangan menggaruk bekas sengatan karena akan mengakibatkan infeksi memburuk (5) konsumsi antioksidan untuk mempercepat proses penyembuhan, misalnya madu
- Praktik kerja: (1) jangan mengganggu atau berdiri di atas atau di dekat gundukan semut (2) hati-hati saat mengangkat benda dari tanah yang kemungkinan dikerubungi semut (3) semut api juga berada di pohon atau di air, jadi selalu perhatikan area tersebut sebelum mulai bekerja
- Pertolongan pertama: (1) gosok semut dengan cepat karena mereka akan menempel pada kulit dengan rahangnya (2) gunakan obat antihistamin dengan mengikuti petunjuk pemakaian (3) segera bawa korban ke fasilitas medis jika sengatan menyebabkan nyeri dada yang parah, mual, keringat berlebih, sesak napas, pembengkakan serius, atau bicara cadel
- Praktik kerja: (1) kenakan pakaian berlengan panjang dan celana panjang (2) gunakan sarung tangan kulit (3) kibaskan pakaian atau sepatu sebelum menggunakannya
- Pertolongan pertama: (1) aplikasikan es pada area yang terkena sengatan
3. Vector-borne Disease
Vector-borne disease dapat menyebar melalui serangga, seperti nyamuk atau kutu. Ketika seekor nyamuk atau kutu menggigit seseorang, ia dapat memindahkan agen penyebab penyakit, seperti parasit, bakteri, atau virus.
3.1 Penyakit yang Dibawa Nyamuk
Penyakit ini disebabkan oleh gigitan nyamuk yang terinfeksi. Penyakit yang disebarkan oleh nyamuk antara lain virus Zika, virus West Nile, virus Chikungunya, demam berdarah, dan malaria.
Tips!
- Praktik kerja: (1) lakukan 3M (menguras, menutup, menangani) untuk memberantas sarang nyamuk (2) kenakan pakaian yang menutup tangan, lengan, kaki, wajah, dan leher
3.2 Penyakit yang Dibawa Kutu
Patogen yang ditularkan melalui kutu dapat ditularkan ke manusia melalui gigitan kutu yang terinfeksi. Kutu dapat terinfeksi bakteri, virus, atau parasit.- Praktik kerja: (1) kenakan topi, baju lengan panjang, dan celana panjang yang dimasukkan ke dalam kaos kaki/sepatu (2) gunakan obat/krim anti serangga (3) periksa kulit dan pakaian dari kutu setiap hari (4) segera mandi setelah bekerja di luar ruangan
Comments
Post a Comment